Membaca adalah membuka jendela dunia,apa yang kau ingin tau mengenai dunia maka membacalah.Maka kemampuan membaca bagi anak sangat diperlukan pada usia dini.Semakin anak mengenal huruf lebih dini maka semakin baik bagi proses anak belajar membaca.Berbagai methode membaca pun dapat di temukan yang bisa disesuaikan dengan sense of studying masing-masing anak.Mulai dari mengenal huruf sampai methode mengenal suku kata dan belajar sambil bermain.Mulai dari pilihan belajar baca tulis dengan program reguler maupun melalui kursus dan les privat baca tulis untuk lebih mengintensifkan anak dalam belajar.
Program les dan kursus privat baca tulis ini biasanya mengalami banyak permintaan dari super parent memasuki semester kedua sekolah,guna mempersiapkan si buah hati agar sudah pandai membaca disaat memasuki jenjang sekolah dasar.Program kursus privat baca tulis di rumah bintang di lakukan dengan bermain sambil belajar dan menerapkan system reward sehingga menumbuhkan kecintaan pada si buah hati untuk belajar membaca dan menjadikan belajar baca tulis sebagai sebuah kegiatan yang menyenangkan dan di nantikan.
Guru privat baca tulis adalah guru yang telah memiliki pengalaman dalam mengajarkan anak membaca dan memahami cerita,sehingga anak tidak hanya bisa membaca tetapi memahami apa yang dia baca.Dimulai dengan step mengenal suku kata,konsonan,difthong dan membaca cerita petualangan si Caca,si buah hati akan tumbuh minat dan kecintaan nya terhadap membaca dan buku.
Ada 2 pilihan di privat baca tulis dan membaca di rumah bintang,Kursus privat baca tulis bahasa indonesia dan Les privat baca tulis dalah bahasa inggris.Apapun pilihan privat baca tulis nya pastikan super parent menghubungi kami di 021-99190416 / 02185910731.Selamat membaca anak indonesia Share
Minggu, 20 Februari 2011
LES PRIVAT METHODE BERHITUNG DENGAN JARI (JARIMATIKA , JARIMAGIC,JARI ALJABAR)
Methode Berhitung Dengan jari (Jarimatika,Jari Magic,Jari Aljabar Dll)
MATEMATIKA..!
Satu kata yang sering menjadi momok menakutkan bagi sebagian besar anak dan menduduki peringkat atas pelajaran yang ditakuti bagi sang buah hati, saat ini sudah ditemukan berbagai macam method yang memudahkan untuk mempelajari matematika dan dengan pendekatan yang menyenangkan bagi anak.Inilah methode tersebut diantara nya
Metode Sempoa yang berasal dari China, dengan belajar memahami angka-angka pada biji-biji sempoa, kemudian berkembang lagi penemuan terbaru yang lebih praktis dan efektif yaitu dengan Metode Kumon yang berasal dari Jepang, yaitu suatu metode hitung dengan menghafal biji-biji sempoa itu di dalam otak, sehingga proses hitung-menghitung jauh lebih cepat, dan kini ditemukan lagi sebuah Metode Hitung terbaru Matematika yaitu method BERHITUNG DENGAN JARI (Jarimatika,Jari Magic,Jari Aljabar Dll)
Apa itu BERHITUNG DENGAN JARI (Jarimatika,Jari Magic,Jari Aljabar Dll) ???
Berhitung dengan jari yaitu method yang menggabungkan nilai-nilai sempoa berdasarkan kelompok jari tangan,method ini dapat diaplikasikan dalam operasi penjumlahan,pengurangan bahkan sampai pengalian.Hebatnya methode ini yaitu alatnya senantisa tersidia pada anak dan tidak mungkin disita saat ujian serta tidak membebani memory otak dengan banyaknya hafalan
Tangan Kanan (Satuan)
Jari telunjuk Nilainya adalah 1, kemudian tambah lagi dengan membuka jari disebelahnya yaitu Jari Kanan bernilai 2, Jari manis di urutan ke-3, Jari kelingking di urutan ke-4, kemudian (Nah ini perbedaannya) untuk Menyatakan angka 5, maka buka ibu jari kita seperti ini nah ini bernilai 5, kemudian Buka lagi jari telunjuk disamping Ibu jari tadi, maka nilainya menjadi 6, dibuka lagi seterusnya sampai semua kepalan tangan kita terbuka dan bernilai 9. (Yang paling tinggi 9)…
Nah untuk yang jari-jari di tangan kiri bernilai Puluhan, sama halnya seperti satuan tadi, tinggal ditambahi puluhan saja di belakangnya jadi, kalau kita membuka lebar-lebar ke- 10 jari kita maka totalnya adalah 90 (Jari kiri) dan 9 (jari kanan)…Gitu loh!!! …hebat kan?
Apa bedanya BERHITUNG DENGAN JARI (Jarimatika,Jari Magic,Jari Aljabar Dll) dengan SEMPOA atau KUMON????
Perbedaannya adalah terletak pada alat dan Memori otak!, Jika pada metode Sempoa atau Kumon, kita butuh alat hitung terlebih dahulu (Sempoa) dan lalu menghafalkan biji2 sempoa tadi di otak kita, maka yang terjadi adalah pembebanan Memori Otak!.
Sedangkan keunggulan Jarimatika adalah :
* Tidak memerlukan alat hitung, karena sudah hanya menggunakan jari-jari yang kita miliki
* Praktis dan selalu dibawa kemana-mana
* Dijamin tidak akan Disita apalagi diambil sama Ibu/Bapak Guru, jika si anak ketahuan memakai Jari-jari sebagai alat hitungnya pada saat ujian
* Mudah dipelajari dan menyenangkan
* Tidak membebani Memori Otak si anak.
* Ilmu ini mudah dipelajari segala usia, minimal Anak usia 3 Tahun, dan lama belajarnya adalah beberapa bulan saja! Kreatif Kan???
Tertarik untuk Belajar BERHITUNG DENGAN JARI lebih lanjut??? Hubungi KAMI DI 02199190416 / 02185910731 Share
MATEMATIKA..!
Satu kata yang sering menjadi momok menakutkan bagi sebagian besar anak dan menduduki peringkat atas pelajaran yang ditakuti bagi sang buah hati, saat ini sudah ditemukan berbagai macam method yang memudahkan untuk mempelajari matematika dan dengan pendekatan yang menyenangkan bagi anak.Inilah methode tersebut diantara nya
Metode Sempoa yang berasal dari China, dengan belajar memahami angka-angka pada biji-biji sempoa, kemudian berkembang lagi penemuan terbaru yang lebih praktis dan efektif yaitu dengan Metode Kumon yang berasal dari Jepang, yaitu suatu metode hitung dengan menghafal biji-biji sempoa itu di dalam otak, sehingga proses hitung-menghitung jauh lebih cepat, dan kini ditemukan lagi sebuah Metode Hitung terbaru Matematika yaitu method BERHITUNG DENGAN JARI (Jarimatika,Jari Magic,Jari Aljabar Dll)
Apa itu BERHITUNG DENGAN JARI (Jarimatika,Jari Magic,Jari Aljabar Dll) ???
Berhitung dengan jari yaitu method yang menggabungkan nilai-nilai sempoa berdasarkan kelompok jari tangan,method ini dapat diaplikasikan dalam operasi penjumlahan,pengurangan bahkan sampai pengalian.Hebatnya methode ini yaitu alatnya senantisa tersidia pada anak dan tidak mungkin disita saat ujian serta tidak membebani memory otak dengan banyaknya hafalan
Tangan Kanan (Satuan)
Jari telunjuk Nilainya adalah 1, kemudian tambah lagi dengan membuka jari disebelahnya yaitu Jari Kanan bernilai 2, Jari manis di urutan ke-3, Jari kelingking di urutan ke-4, kemudian (Nah ini perbedaannya) untuk Menyatakan angka 5, maka buka ibu jari kita seperti ini nah ini bernilai 5, kemudian Buka lagi jari telunjuk disamping Ibu jari tadi, maka nilainya menjadi 6, dibuka lagi seterusnya sampai semua kepalan tangan kita terbuka dan bernilai 9. (Yang paling tinggi 9)…
Nah untuk yang jari-jari di tangan kiri bernilai Puluhan, sama halnya seperti satuan tadi, tinggal ditambahi puluhan saja di belakangnya jadi, kalau kita membuka lebar-lebar ke- 10 jari kita maka totalnya adalah 90 (Jari kiri) dan 9 (jari kanan)…Gitu loh!!! …hebat kan?
Apa bedanya BERHITUNG DENGAN JARI (Jarimatika,Jari Magic,Jari Aljabar Dll) dengan SEMPOA atau KUMON????
Perbedaannya adalah terletak pada alat dan Memori otak!, Jika pada metode Sempoa atau Kumon, kita butuh alat hitung terlebih dahulu (Sempoa) dan lalu menghafalkan biji2 sempoa tadi di otak kita, maka yang terjadi adalah pembebanan Memori Otak!.
Sedangkan keunggulan Jarimatika adalah :
* Tidak memerlukan alat hitung, karena sudah hanya menggunakan jari-jari yang kita miliki
* Praktis dan selalu dibawa kemana-mana
* Dijamin tidak akan Disita apalagi diambil sama Ibu/Bapak Guru, jika si anak ketahuan memakai Jari-jari sebagai alat hitungnya pada saat ujian
* Mudah dipelajari dan menyenangkan
* Tidak membebani Memori Otak si anak.
* Ilmu ini mudah dipelajari segala usia, minimal Anak usia 3 Tahun, dan lama belajarnya adalah beberapa bulan saja! Kreatif Kan???
Tertarik untuk Belajar BERHITUNG DENGAN JARI lebih lanjut??? Hubungi KAMI DI 02199190416 / 02185910731 Share
Kejeniusan adalah berpikir dalam cara yang belum pernah dilakukan orang. Orang Jenius mampu melihat sesuatu yang luput dari penglihatan orang lain. Mereka melihat kemungkinan di antara ketidakmungkinan. Mereka bisa menjabarkan paket-paket pengetahuan yang diterimanya dalam cara baru dan produktif. (Todd Siler)
Definisi jenius yang saya kenal sebelumnya terakumulasikan dalam sosok-sosok Plato, Adam Smith, Thomas Alpha Edison, atau Einstein. Tentu sudah terbayang hebatnya orang jenius kalau kita melihat kredibilitas orang-orang tersebut dalam dunia ilmu pengetahuan. Sayangnya, sekolah memperkenalkan sosok-sosok jenius itu hanya dalam teori-teorinya yang harus dihapal, diujikan, dan pada akhirnya dilupakan, karena secara kontekstual teori-teori itu hampir tak bisa dipahami dalam kehidupan nyata sehari-hari. Adapun apa sesungguhnya kejeniusan para tokoh tersebut nyaris tak terungkap.
Akibatnya, kejeniusan begitu mengawang, seolah tak tersentuh kecuali oleh orang-orang yang berpendidikan tinggi dan mau membaca buku-buku tebal dan betah berjam-jam berada di sebuah laboratorium. Padahal, kejeniusan tokoh-tokoh besar seperti Einstein dkk hanya terletak pada dua hal, yaitu kemauan untuk berpikir mendalam tentang sebuah fenomena dan berani untuk melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang berbeda dari kebanyakan orang pada zamannya. Untuk melakukan dua hal tersebut, siapapun bisa, tak terkecuali anak-anak kita.
Nah, bagaimana kita mengarahkan anak-anak menjadi seperti itu? Kalau pendidikan itu hanyalah menghapal teori-teori, maka kejeniusan memang akan sulit dieksplorasi. Seorang Edison, seperti yang sudah kita tahu, ternyata melakukan ribuan kali percobaan yang gagal sebelum menemukan bola lampu listrik yang hari ini kita nikmati hasilnya. Demikian halnya dengan lahirnya teori Newton yang konon tercetus saat Newton berada di bawah pohon apel dan melihat buah apel jatuh ke tanah. Begitu juga dengan Wright bersaudara yang berhasil membuat pesawat terbang, tentu mereka telah melakukan banyak coba-coba sebelum hal itu terwujud. Semua fakta itu menunjukkan bahwa sesungguhnya, persentuhan dengan dunia nyata adalah jalan paling realistis menuju lahirnya para jenius-jenius baru. Membaur dengan dunia nyata akan menjadi pemantik gagasan untuk menyelesaikan berbagai masalah yang ada di dunia ini.
Jangan lupa, bahwa para jenius itu sebenarnya bertebaran di mana-mana, meski mungkin tak semua dikenal masyarakat luas. Mereka adalah orang-orang yang berhasil menemukan dan membuat sesuatu yang berguna bagi orang banyak. Kelompok orang-orang itu di antaranya adalah penemu peniti, penemu jarum jahit, penemu karet gelang, pembuat tungku arang, para petani, para nelayan, dan lain-lain yang tanpa dijuluki seorang jenius, mereka sesungguhnya para praktisi iilmu pengetahuan di bidangnya masing-masing.
Jadi, terlebih bagi anak usia dini, pendidikan awal yang penting bagi mereka adalah banyak melihat ragam hal secara nyata. Tentang teori dari pengalaman-pengalaman yang mereka temui bisa ditelaah kemudian. Tak ada alasan bagi sekolah-sekolah yang ‘pas-pasan’ perlengkapan belajarnya untuk meniadakan eksperimentasi. Kalau laboratorium statis berupa ruangan sulit terealisasi gara-gara biaya, mengapa tak dicoba laboratorium dunia nyata yang seringkali bisa dijelajahi secara gratis.
Seberapa penting menjadi jenius? Jika pengertian jenius adalah hafal perkalian atau bisa menyelesaikan soal-soal persamaan dan pertidaksamaan, maka biarlah anak-anak tumbuh sesuai kemampuannya; tapi jika jenius itu berarti memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah, maka betapa pentingnya menjadikan anak-anak kita jenius, karena bukankah esensi hidup adalah menyelesaikan persoalan…
Sumber dari : http://www.dunia parenting.com Share
Langganan:
Postingan (Atom)